Jumat, 21 Maret 2008

LINUX Server: Membuat DHCP Server

Mounting Flash Disk
######## Bikin dulu directori buat mounting usb misal nya flashdisk kita di usb0
Command :
mkdir /dev/sda1 /mnt/usb0
biar otomatis mounting ketika kita memasukan flashdisk maka kita melakukan editing di /etc/fstab dan gunakan editor vi untuk melakukan pengeditan.
vi /etc/fstab
/dev/sda1 /mnt/usb0 default 0 0


LINUX Server: Membuat DHCP Server


Tujuan utama dari penggunaan Dynamic Host Configuration Protocol adalah untuk memberikan pengaturan IP address secara tersentralisasi melalui suatu server daripada harus melakukan konfigurasi satu persatu pada setiap mesin klien. Sebuah mesin klien yang dikonfigurasi menggunakan DHCP tidak dapat mengatur IP address secara static dengan sendirinya, semuanya diatur dan ditentukan oleh server DHCP yang telah ditentukan.
Salah satu cara dalam penggunaan DHCP adalah dengan mengenali alamat hardware terlebih dahulu dari setiap network card (MAC Address, biasanya alamat ini fixed) kemudian memberikan klien tersebut setting IP address yang identik setiap kali ia terhubung ke server. DHCP juga dapat di konfigurasi sedemikian rupa sehingga server DHCP dapat memberikan alamat-alamat IP secara dinamis pada host yang terhubung dengannya, dengan menggunakan range IP address yang telah ditentukan. Pada kasus ini server DHCP akan mencoba memberikan alamat yang sama pada mesin klien setiap kali host itu meminta alamat ke server (walaupun untuk waktu yang cukup lama). Hal ini tentu saja tidak berfungsi dengan baik, bila pada jaringan tersebut terdapat lebih banyak host komputer dibandingkan alamat yang di siapkan oleh server.
Dengan kelebihan ini, DHCP membuat kerja para administrator jaringan menjadi lebih mudah. Setiap kali ada perubahan yang terkait dengan pengalamatan dan konfigurasi pada jaringan secara global, dapat di implementasikan secara tersentral dengan hanya melakukan perubahan file konfigurasi pada server. Hal ini tentu saja lebih efisien daripada Anda harus melakukan setting atau men-setup pada tiap-tiap host (mesin klien). Disamping itu sangat mudah bagi kita untuk mengintegrasikan mesin-mesin (host), terutama mesin yang baru ke dalam jaringan karena mesin-mesin tersebut akan mendapatkan alamat melalui pooling alamat yang dibuat pada server.
Sebuah server DHCP tidak hanya memberikan alamat IP dan netmask-nya saja, tetapi juga memberikan host name (nama host), domain name, gateway, dan name server (DNS) yang digunakan oleh mesin klien tersebut. DHCP juga dapat memiliki beberapa parameter lain seperti penggunaan time server yang dapat di akses oleh setiap klien.
Menginstall dan Mengkonfigurasi DHCP Server Software DHCP baik server maupun untuk klien umumnya sudah di paketkan dalam distro-distro Linux. Server DHCP yang disediakan pada Linux adalah dhcpd (dikeluarkan oleh Internet Software Consortium). Pada sisi klien ada yang menggunakan aplikasi dhclient (juga dari ISC) atau DHCP client daemon yang terdapat pada paket dhcpd.
Bagian utama dari setiap sistem DHCP adalah daemon dynamic host configuration protocol. Daemon dhcpd ini leases alamat-alamat dan dan memperhatikan bagaimana mereka menggunakannya, sesuai dengan setting yang terdapat pada file konfigurasi di /etc/dhcpd.conf. Dengan mengubah parameter-parameter yang ada, kita dapat akan terbiasa dengan program ini.
Untuk menginstall dan mengkonfigurasi DHCP server ini, silakan ikuti langkah-langkah dibawah ini:
Langkah 1: Baca man page
Seperti biasanya, untuk mendapatkan pengertian yang lebih dalam mengenai daemon yang berjalan di Linux, silakan baca man page yang terkait dengan paket DHCP ini.
Pada bahasan kali ini silakan baca man page dhcpd dan dhcpd.conf, gunakan perintah berikut ini:
$ man dhcpd
dan
$ man dhcpd.conf
Langkah 2: Memastikan paket dhcpd telah terinstall
Dengan asumsi bahwa Anda telah melakukan instalasi paket dhcpd melalui installer Linux, maka kita hanya akan memastikan bahwa paket tersebut telah terinstall, gunakan perintah berikut ini:
$ rpm -qa |grep dhcpd-server
Bila belum ada lakukan instalasi melalui installer Linux.
atau gunakan perintah ini, untuk semua paket DHCP yang terinstall (server dan client):
$ rpm -qa |grep dhcp
Langkah 3: Mengedit file konfigurasi /etc/dhcpd.conf
Gunakan editor vi untuk mengedit file /etc/dhcpd.conf
$ vi /etc/dhcpd.conf
File /etc/dhcpd.conf adalah file konfigurasi utama dari daemon dhcpd (dhcp), berikut adalah contoh sederhana dari file konfigurasi /etc/dhcpd.conf:
default-lease-time 600; # 10 minutes
max-lease-time 7200; # 2 hours
option domain-name mutiaracyber.com ;
option domain-name-servers 192.168.0.1, 192.168.0.10;
option broadcast-address 192.168.0.255;
option routers 192.168.0.254;
option subnet-mask 255.255.255.0;
subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0
{
range 192.168.0.10 192.168.0.20;
range 192.168.0.100 192.168.0.200;
}
Dengan konfigurasi diatas tersebut server DHCP sudah dapat berfungsi untuk memberikan alamat IP kepada host yang terhubung pada jaringannya. Pastikan Anda mengetik tanda colon (;) pada setiap akhir baris agar file konfigurasi ini dapat berfungsi dengan benar. Bila diperhatikan terlihat bahwa file konfigurasi ini terdiri dari tiga bagian:
Bagian pertama mendefinisikan berapa lama sebuah IP address di leased kepada host yang meminta dengan nilai default yang telah ditentukan, sebelum host itu harus melakukan pendaftaran kembali. Pada bagian ini juga diperlihatkan pernyataan yang menunjukkan berapa lama periode maksimum sebuah host untuk menahan IP address yang diterimanya dari server DHCP sebelum ia harus memperbaharuinya lagi (max-lease-time).
Pada bagian kedua, beberapa parameter network didefinisikan secara global:
option domain-name mendefinisikan domain default dari jaringan.
option domain-name-servers dapat berisi sampai dengan 3 alamat DNS server yang digunakan untuk me-resolve jaringan.
option broadcast-address digunakan mendefinisikan alamat broadcast dari jaringan.
option routers adalah alamat gateway yang memberitahukan kepada jaringan ke mana paket data harus diteruskan bila tidak terletak pada jaringan lokal.
option subnet-mask menentukan netmask yang akan diberikan kepada klien.
Bagian terakhir adalah mendefinisikan network dan netmask. Pada bagian ini ditentukan range IP address yang akan diterima oleh klient yang meminta alamat ke server DHCP. Pada contoh ini IP yang disiapkan adalah range 192.168.0.10 192.168.0.20 dan range 192.168.0.100 192.168.0.200.
Setelah selesai mengatur konfigurasi /etc/dhcpd.conf diatas, Anda dapat segera menjalankan daemon dhcpd, lihat langkah 4 dibawah.
Mengatur host dengan IP Address Fixed. Selain untuk penggunaan IP addres seperti diatas, DHCP juga dapat mengatur IP address untuk host yang memerlukan pengalamatan yang tetap (fixed IP Address). Secara sederhana sebenarnya server DHCP hanya memerlukan alamat hardware dari network card untuk memberikan IP address secara fixed. Alamat hardware ini yang biasa disebut dengan MAC Address, adalah alamat unik dari setiap network card yang tidak mungkin sama. Alamat ini terdiri dari 48 bit bilangan hexadecimal (contoh : 00:0C:6E:EA:F8:D1). Untuk melakukan konfigurasi ini tambahkan pada file konfigurasi /etc/dhcpd.conf diatas baris berikut :
host education {
hardware ethernet 00:0C:6E:EA:F8:D1
fixed-address 192.168.0.111
}
Pada baris diatas terlihat host diberi nama education, kemudian hardware address adalah MAC address dari ethernet card pada host tersebut. Setelah menemukan alamat hardware yang sesuai dengan catatan pada konfigurasi ini, kemudian server DHCP akan memberikan IP address 192.168.0.111
Untuk mengetahui MAC address, pada Linux Anda dapat menggunakan perintah ifstatus di ikuti dengan nama device tersebut, mis: eth0, kemudian lihat pada bagian link/ether.
Langkah 4: Menjalankan Server DHCP Sebelum Anda menjalankan daemon dhcpd, Anda harus melakukan sedikit perubahan pada file /etc/sysconfig/dhcpd pada parameter :
DHCPD_INTERFACE = eth0 —> sesuaikan interface ini dengan sistem Anda.
Setelah melakukan hal tersebut diatas, kini tiba saatnya kita mengaktifkan Server DHCP tersebut. Seperti pada service Linux lainnya, kita dapat menjalankan server DHCP ini menggunakan cara :
$ /etc/init.d/dhcpd start
Pengaturan DHCP Server via Browser Sama halnya dengan pengaturan service lainnya, Server DHCP juga dapat diatur melalui browser menggunakan aplikasi webmin. Untuk menggunakan aplikasi ini Anda terlebih dahulu harus mengginstall paket webmin, kemudian pengaturan Server DHCP dapat dilakukan menggunakan browser melalui URL https://localhost:10000 pada tempat host yang menjalankan Server DHCP tersebut.
Anda akan diminta untuk memasukkan username dan password, gunakan username root dengan passwordnya. Kemudian pada browser yang muncul, pilih tab Server dan temukan menu DHCP Server. Untuk selanjutnya silakan gunakan kemudahan pada browser ini dan bandingkan dengan konfigurasi file yang telah dibuat sebelumnya.
Pada tulisan ini tidak akan dibahas cara-cara pengaturan via browser, Anda dapat bereksperimen sendiri dengan membandingkan file konfigurasi /etc/dhcpd.conf.
Catatan: Tutorial Menginstall DHCP Server pada Linux ini telah diuji coba pada SuSE 9.0 dan Mandrake 10.0. kepada device tersebut.

diambil dari : http://kepet.atwiki.com/page/LINUX%20Server:%20Membuat%20DHCP%20Server


Setting Jam di Linux
### Berikut cara untuk menyetting jam kita di linux
[root@Warnet ~]# date MMDDHHMmYY
[root@Warnet ~]# date 062514002006
### Good Luck !!
No Responses »

Membuat VPN Server sederhana dengan PPTP
VPN Server dengan menggunakan PPTP ( Point to Point Tunneling Protocol) sudah di test di mesin Redhat 9.0 dengan kernel kernel-2.4.20-8 dan berjalan dengan baik,

I. Pra-Instalasi
=========================================

1. Pastikan anda mempunyai konfigurasi sebagai berikut
—————————————————————–
Linux RedHat 9.0 atay yang lain.
Mempunyai akses internet pada kedua interface baik yang internal maupun yang external. Cari ttg IP-MASQUERADING.
Pengetahuan dasar jaringan.
Paket IPTables
Paket RPM, Perangkat RPM
Pastikan bahwa firewall berjalan dengan baik.
Sebagai tambahan pastikan bahwa Samba terinstall dan berjalan dengan baik jika kita ingin sharing dengan mesin windows.

2. File-file yang dibutuhkan.
——————-
Daftar file bisa didownload di link berikut ini :
http://www.spenneberg.org/VPN/RedHat-9/

Download file-file dibawah ini
pptpd-1.1.3-rh9_20030409_1.i386.rpm
ppp-2.4.1-rh9_mppe10.i386.rpm

II. Instalasi
==============================================

1. Instal Paket RPM
—————-
a. Ketik perintah dibawah ini pada konsol :
rpm -ivh pptpd-1.1.3-rh9_20030409_1.i386.rpm
rpm -ivh ppp-2.4.1-rh9_mppe10.i386.rpm

Cek hasil instalasi :
[root@localhost root]# rpm -qa | grep pptpd
pptpd-1.1.3-rh9_20030409_1 ( terinstall )
[root@localhost root]# rpm -qa | grep ppp-2.4.1
ppp-2.4.1-rh9_mppe10 ( terinstall )

III. Edit File Konfigurasi
==================================================

1. Edit file /etc/pptpd.conf
edit sehingga menjadi seperti yang terlihat dibawah ini:
—————————-
speed 115200
option /etc/ppp/options.pptpd
stimeout 10
debug
localip 192.168.0.1
remoteip 192.168.0.10-100
——————————-

2. Edit file /etc/ppp/options.pptpd
edit sehingga menjadi seperti yang terlihat dibawah ini:
—————————
lock
debug
proxyarp
bsdcomp 0
mtu 1490
mru 1490
+chapms-v2
ipcp-accept-local
ipcp-accept-remote
lcp-echo-failure 3
lcp-echo-interval 5
mppe-128
mppe-stateless
—————————–
3. Edit file /etc/ppp/chap-secrets
edit sehingga menjadi seperti yang terlihat dibawah ini:
—————————
# Secrets for authentication using CHAP
# client server secret IP addresses
* * &/etc/samba/smbpasswd *

Catatan : * * &/etc/samba/smbpasswd * memberitahukan pptpd untuk melihat kedalam file
konfigurasi /etc/samba/smbpasswd untuk cek adanya username dan password

Jika anda tidak ingin menggunakan samba untuk autentifikasi maka langsung saja letakkan
user dan password pada file sehingga terlihat seperti ini :
—————————
# Secrets for authentication using CHAP
# client server secret IP addresses
username * passwordanda *

untuk percobaan, jika kamu ingin log on ke VPN server dengan menggunakan user “test” dan
password “test”, edit seperti dibawah ini :

# Secrets for authentication using CHAP
# client server secret IP addresses
test * test *

4. Untuk menambah user dan password Samba pertama anda membuat account unix untuk user.
Sebagai contoh, saya ingin membuat user “test” maka saya akan lakukan pada “root” :

[prompt]# useradd tpham
Lalu untuk menambah user dan password samba lakukan :

[prompt]# smbpasswd -a test
5. Untuk VPN server yang merangkap sebagai NAT Gateway koneksi internet, tambahkan Port Forwarding dengan memodifikasi Iptables untuk meneruskan request pada port VPN, yaitu 1723 dan 47 ( port yang dipakai utk VPN). Contoh :

Pada File Configuration Iptables pada /etc/sysconfig/iptables terlihat sebagai berikut :

[root@localhost root]# more /etc/sysconfig/iptables
# Generated by iptables-save v1.2.7a on Fri Nov 25 14:12:05 2005
*nat
:PREROUTING ACCEPT [2960:215850]
:POSTROUTING ACCEPT [5927:258549]
:OUTPUT ACCEPT [4951:200893]
[27:1296] -A PREROUTING -d 202.127.x.222 -i eth0 -p tcp -m tcp –sport 1024:65535 –dport 1723 -j DNAT –to-destination 192.168.0.1:1723
[0:0] -A PREROUTING -d 202.127.x.222 -i eth0 -p tcp -m tcp –sport 1024:65535 –dport 47 -j DNAT –to-destination 192.168.0.1:47
[203:10836] -A POSTROUTING -o eth0 -j SNAT –to-source 202.127.x.222
COMMIT
# Completed on Fri Nov 25 14:12:05 2005
# Generated by iptables-save v1.2.7a on Fri Nov 25 14:12:05 2005
*filter
:INPUT ACCEPT [30116:15087796]
:FORWARD ACCEPT [2411:187294]
:OUTPUT ACCEPT [26832:1984936]
[398:35744] -A INPUT -i eth0 -j ACCEPT
[2032:183608] -A FORWARD -o eth0 -m state –state NEW,RELATED,ESTABLISHED -j ACCEPT
[1678:584189] -A FORWARD -i eth0 -m state –state NEW,RELATED,ESTABLISHED -j ACCEPT
[0:0] -A FORWARD -d 192.168.0.1 -i eth0 -o eth1 -p tcp -m tcp –sport 1024:65535 –dport 1723 -m state –state NEW,RELATED,ESTABLISHED –j ACCEPT
[0:0] -A FORWARD -d 192.168.0.1 -i eth0 -o eth1 -p tcp -m tcp –sport 1024:65535 –dport 47 -m state –state NEW,RELATED,ESTABLISHED -j ACCEPT
[0:0] -A FORWARD -i eth0 -o eth1 -j ACCEPT
COMMIT
# Completed on Fri Nov 25 14:12:05 2005

Pada saat cek Iptables list terlihat seperti dibawah ini :

[root@localhost root]# iptables -L
Chain INPUT (policy ACCEPT)
target prot opt source destination
ACCEPT all — anywhere anywhere
Chain FORWARD (policy ACCEPT)
target prot opt source destination
ACCEPT all — anywhere anywhere state NEW,RELATED,ESTABLISHED
ACCEPT all — anywhere anywhere state NEW,RELATED,ESTABLISHED
ACCEPT tcp — anywhere 192.168.0.1 tcp spts:1024:65535 dpt:1723 state NEW,RELATED,ESTABLISHED
ACCEPT tcp — anywhere 192.168.0.1 tcp spts:1024:65535 dpt:47 state NEW,RELATED,ESTABLISHED
ACCEPT all — anywhere anywhere
Chain OUTPUT (policy ACCEPT)
target prot opt source destination

[root@localhost root]# iptables -L -t nat
Chain PREROUTING (policy ACCEPT)
target prot opt source destination
DNAT tcp — anywhere 202.127.x.222 tcp spts:1024:65535 dpt:1723 to:192.168.0.1:1723
DNAT tcp — anywhere 202.127.x.222 tcp spts:1024:65535 dpt:47 to:192.168.0.1:47
Chain POSTROUTING (policy ACCEPT)
target prot opt source destination
SNAT all — anywhere anywhere to: 202.127.x.222
Chain OUTPUT (policy ACCEPT)
target prot opt source destination
IV. POS-Instalasi
==========================
Jika tidak ada error yang terjadi maka bersiap untuk proses selanjutnya. Akan tetapi anda harus cek dengan melakukan perintah “ntsys” sebelum melanjutkan ke proses berikutnya.

Pastikan bahwa service pptpd sudah berjalan dengan melihat pada menu box apakah sudah di cek atau belum.

V. Bersiap untuk menjalankan.
===========================
Anda telah siap untuk me-reboot system anda.
VI. Konfigurasi pada client
===========================

Konfigurasi ini untuk client XP

klik menu Start
tunjuk My Network Places, dan klik kanan.
pilih properties pada menu
Window baru akan terbuka dan lihat pada panel bagian kiri, anda akan melihat pilihan yang tertulis “create new connection”
Pilih dan ikuti wizard.
Pada window “Connection Type”, pilih pada pilihan yang kedua yaitu “Connect to the network at my Work Place”
Klik next.
Pada “Network Connection” pilih “Virtual Private Network Connection”. Lalu klik next.
Pada “Connection Name” isi apa saja yang anda inginkan.
Pada layar “VPN Server Selection”, ketik IP Global dari Server VPN, klik next.
Pilih “anyone” atau diri anda. Klik Next.
Klik “Finish”.
Window dial-in akan keluar, klik “Properties”.
Pilih tab “Security”.
Klik pada “Advanced (Custom Setting)”.
Klik “Settings”.
Jika “Microsoft CHAP (MS-CHAP)” di “cek” maka silahkan di “un-cek”.
Jika “Microsoft CHAP Version 2 (MS-CHAP V2)” tidak di “cek” maka silahkan untuk di “cek”
(Opsional) pada “Data Encryption” pilih “Maximum encryption”.
Klik OK dan OK lagi.
Kemudian lakukan test dial dengan memasukkan user dan password yang sudah dibikin pada file /etc/ppp/chap-secrets.
Klik “connect”.

Jika semua berjalan dengan baik maka anda akan tersambung ke VPN Server dan mendapatkan IP yang sesuai dengan jaringan local dari LAN kantor anda.


Iptables Basic



Tulisan ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai pemfilteran paket menggunakan IPTables pada Linux. Tulisan ini bersifat general yang menjelaskan secara umum bagaimana sintaks IPTables dibuat. Beberapa (banyak?) bagian dari tulisan diambil dari official site IPTables . Tidak ada copyright apapun dalam dokumen ini, anda bebas menyalin, mencetak, maupun memodifikasi (dengan menyertakan nama penulis asli). Kritik, koreksi, saran dan lain-lain silahkan dialamatkan ke email tersebut di atas. Semoga bermanfaat.

1. Persiapan
Sebelum mulai, diharapkan pembaca sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai TCP/IP karena hal ini merupakan dasar dari penggunaan IPTables. Ada (sangat) banyak resource yang mendokumentasikan konsep dasar tentang TCP/IP, baik itu secara online maupun cetak. Silahkan googling untuk mendapatkannya.

Hal berikutnya yang harus anda persiapkan adalah sebuah komputer yang terinstall Linux. Akan lebih baik jika komputer anda memiliki 2 buah network interface card, sebab bisa menjalankan fungsi packet forwarding. Disarankan anda menggunakan linux dengan kernel 2.4 ke atas, karena (setahu saya) linux dengan kernel 2.4 ke atas sudah memiliki dukungan IPTables secara default, sehingga anda tidak perlu mengkompilasi ulang kernel anda. Bagi anda yang menggunakan kernel 2.2 atau sebelumnya, anda harus melakukan kompilasi kernel untuk memasukkan dukungan IPTables. Silahkan lihat tutorial Kompilasi kernel 2.4.x di Linux oleh mas Asfik.

2. Pendahuluan
IPTables memiliki tiga macam daftar aturan bawaan dalam tabel penyaringan, daftar tersebut dinamakan rantai firewall (firewall chain) atau sering disebut chain saja. Ketiga chain tersebut adalah INPUT, OUTPUT dan FORWARD.

Pada diagram tersebut, lingkaran menggambarkan ketiga rantai atau chain. Pada saat sebuah paket sampai pada sebuah lingkaran, maka disitulah terjadi proses penyaringan. Rantai akan memutuskan nasib paket tersebut. Apabila keputusannnya adalah DROP, maka paket tersebut akan di-drop. Tetapi jika rantai memutuskan untuk ACCEPT, maka paket akan dilewatkan melalui diagram tersebut.

Sebuah rantai adalah aturan-aturan yang telah ditentukan. Setiap aturan menyatakan “jika paket memiliki informasi awal (header) seperti ini, maka inilah yang harus dilakukan terhadap paket”. Jika aturan tersebut tidak sesuai dengan paket, maka aturan berikutnya akan memproses paket tersebut. Apabila sampai aturan terakhir yang ada, paket tersebut belum memenuhi salah satu aturan, maka kernel akan melihat kebijakan bawaan (default) untuk memutuskan apa yang harus dilakukan kepada paket tersebut. Ada dua kebijakan bawaan yaitu default DROP dan default ACCEPT.

Jalannya sebuah paket melalui diagram tersebut bisa dicontohkan sebagai berikut:

Perjalanan paket yang diforward ke host yang lain

1. Paket berada pada jaringan fisik, contoh internet.
2. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.
3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada table Mangle. Chain ini berfungsi untuk me-mangle (menghaluskan) paket, seperti merubah TOS, TTL dan lain-lain.
4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel nat. Chain ini berfungsi utamanya untuk melakukan DNAT (Destination Network Address Translation).
5. Paket mengalami keputusan routing, apakah akan diproses oleh host lokal atau diteruskan ke host lain.
6. Paket masuk ke chain FORWARD pada tabel filter. Disinlah proses pemfilteran yang utama terjadi.
7. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel nat. Chain ini berfungsi utamanya untuk melakukan SNAT (Source Network Address Translation).
8. Paket keluar menuju interface jaringan, contoh eth1.
9. Paket kembali berada pada jaringan fisik, contoh LAN.

Perjalanan paket yang ditujukan bagi host lokal

1. Paket berada dalam jaringan fisik, contoh internet.
2. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.
3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel mangle.
4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel nat.
5. Paket mengalami keputusan routing.
6. Paket masuk ke chain INPUT pada tabel filter untuk mengalami proses penyaringan.
7. Paket akan diterima oleh aplikasi lokal.

Perjalanan paket yang berasal dari host lokal

1. Aplikasi lokal menghasilkan paket data yang akan dikirimkan melalui jaringan.
2. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel mangle.
3. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel nat.
4. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel filter.
5. Paket mengalami keputusan routing, seperti ke mana paket harus pergi dan melalui interface mana.
6. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel NAT.
7. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.
8. Paket berada pada jaringan fisik, contoh internet.

3. Sintaks IPTables
iptables [-t table] command [match] [target/jump]

1. Table

IPTables memiliki 3 buah tabel, yaitu NAT, MANGLE dan FILTER. Penggunannya disesuaikan dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Fungsi dari masing-masing tabel tersebut sebagai berikut :

NAT : Secara umum digunakan untuk melakukan Network Address Translation. NAT adalah penggantian field alamat asal atau alamat tujuan dari sebuah paket.
MANGLE : Digunakan untuk melakukan penghalusan (mangle) paket, seperti TTL, TOS dan MARK.
FILTER : Secara umum, inilah pemfilteran paket yang sesungguhnya.. Di sini bisa dintukan apakah paket akan di-DROP, LOG, ACCEPT atau REJECT
2. Command

Command pada baris perintah IPTables akan memberitahu apa yang harus dilakukan terhadap lanjutan sintaks perintah. Umumnya dilakukan penambahan atau penghapusan sesuatu dari tabel atau yang lain.

Command
Keterangan

-A
–append
Perintah ini menambahkan aturan pada akhir chain. Aturan akan ditambahkan di akhir baris pada chain yang bersangkutan, sehingga akan dieksekusi terakhir

-D
–delete
Perintah ini menghapus suatu aturan pada chain. Dilakukan dengan cara menyebutkan secara lengkap perintah yang ingin dihapus atau dengan menyebutkan nomor baris dimana perintah akan dihapus.

-R
–replace
Penggunaannya sama seperti –delete, tetapi command ini menggantinya dengan entry yang baru.

-I
–insert
Memasukkan aturan pada suatu baris di chain. Aturan akan dimasukkan pada baris yang disebutkan, dan aturan awal yang menempati baris tersebut akan digeser ke bawah. Demikian pula baris-baris selanjutnya.

-L
–list
Perintah ini menampilkan semua aturan pada sebuah tabel. Apabila tabel tidak disebutkan, maka seluruh aturan pada semua tabel akan ditampilkan, wala

Tidak ada komentar: