Selasa, 15 Juli 2008

Air Nira Bisa Jadi Alternatif BBM

Ditemukan oleh Hanny Sangian dari Unsrat

Saat Indonesia mulai mengalami krisis energi untuk bahan bakar, masyarakat dituntut kreatifitasnya mencari energi alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM). Salah satu anak negeri dari Desa Pakuure Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) Sulawesi Utara (Sulut), Hanny sangian MSc berhasi menemukan pengganti BBM dari air nira atau di Sulut dikenal dengan saguer dari pohon seho (enau).

Menurut jebolan Ilmu Fisika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, bahan bakar alternatif yang diciptakan dari air nira ini bisa mengganti minyak tanah sebagai bahan bakar kompor masak dan bensin untuk menggerakkan mesin. ”Untuk solar saya sementara kembangkan, saat ini baru minyak tanah dan bensin,” kata Sangian kepada SH di sela-sela penelitiannya di laboratorium fisika Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Rabu (23/8).

Apa dan bagaimana air nira menjadi bahan bakar itu? Berikut penjelasan Sangian ini. Air nira yang dimasak menjadi cap tikus (minuman khas Minahasa dengan kadar alkohol tinggi) dengan kadar 40 persen diproses hingga menjadi ethanol dengan kadar 90 persen. Untuk bahan bakar setara satu liter minyak tanah dapat dihasilkan dari 1,8 liter cap tikus kadar 40 persen,” kata Ketua Laboratorium Fisika Lanjut Unsrat itu.

Menurut perhitungannya, setiap hari rakyat negeri ini membutuhkan sekitar 200 juta liter minyak tanah untuk bahan bakar. Dan jika menggunakan energi alternatif dari air nira, memenuhi kebutuhan 2 juta hektare tanaman pohon enau. Sedangkan jika menggunakan energi dari tanaman singkong atau jagung, perlu 25 juta hektare untuk melayani kebutuhan rakyat Indonesia. Dengan keberhasilan penelitian ini, staf pengajar Ilmu Fisika MIPA Unsrat itu mendapat kesempatan mengikuti pameran Sulut Expo, di Balai Sarbini Jakarta, 31 Agustus 2006 mendatang yang akan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. ”Menurut panitia, saya diberi kesempatan mempersentasikan hasil penelitian ini kepada Presiden SBY,” kata Sangian.

Dari hasil penelitian ini juga, Hanny merekomendasikan agar pemerintah memberdayakan sekaligus memperbanyak menaman pohon enau sebagai tanaman penghasil air alternatif bahan bakar. ”Makanya hasil ini dipresentasikan di depan presiden karena kebijakan energi ada di pemerintah pusat,” imbuhnya.

Sementara Kepala Biro (Karo) Ekonomi Pemprov Sulut, Gemmy Kawatu mengatakan, kegiatan Sulut di Expo yang rencananya berlangsung 31 Agustus hingga 4 September itu Presiden SBY akan diundang. Hajatan ini dimaksud menjual semua potensi Sulut, mulai agribisnis hingga pariwisata. ”Pemprov di sini sebagai fasilitator dana da Event Organizer (EO) yang menggelarnya. Direncanakan ada 160 stand,” kata Kawatu. Menariknya, seluruh pengusaha berdarah Kawanua akan diundang.

Air Nira Bisa Jadi Alternatif BBM

Ditemukan oleh Hanny Sangian dari Unsrat

Saat Indonesia mulai mengalami krisis energi untuk bahan bakar, masyarakat dituntut kreatifitasnya mencari energi alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM). Salah satu anak negeri dari Desa Pakuure Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) Sulawesi Utara (Sulut), Hanny sangian MSc berhasi menemukan pengganti BBM dari air nira atau di Sulut dikenal dengan saguer dari pohon seho (enau).

Menurut jebolan Ilmu Fisika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, bahan bakar alternatif yang diciptakan dari air nira ini bisa mengganti minyak tanah sebagai bahan bakar kompor masak dan bensin untuk menggerakkan mesin. ”Untuk solar saya sementara kembangkan, saat ini baru minyak tanah dan bensin,” kata Sangian kepada SH di sela-sela penelitiannya di laboratorium fisika Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Rabu (23/8).

Apa dan bagaimana air nira menjadi bahan bakar itu? Berikut penjelasan Sangian ini. Air nira yang dimasak menjadi cap tikus (minuman khas Minahasa dengan kadar alkohol tinggi) dengan kadar 40 persen diproses hingga menjadi ethanol dengan kadar 90 persen. Untuk bahan bakar setara satu liter minyak tanah dapat dihasilkan dari 1,8 liter cap tikus kadar 40 persen,” kata Ketua Laboratorium Fisika Lanjut Unsrat itu.

Menurut perhitungannya, setiap hari rakyat negeri ini membutuhkan sekitar 200 juta liter minyak tanah untuk bahan bakar. Dan jika menggunakan energi alternatif dari air nira, memenuhi kebutuhan 2 juta hektare tanaman pohon enau. Sedangkan jika menggunakan energi dari tanaman singkong atau jagung, perlu 25 juta hektare untuk melayani kebutuhan rakyat Indonesia. Dengan keberhasilan penelitian ini, staf pengajar Ilmu Fisika MIPA Unsrat itu mendapat kesempatan mengikuti pameran Sulut Expo, di Balai Sarbini Jakarta, 31 Agustus 2006 mendatang yang akan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. ”Menurut panitia, saya diberi kesempatan mempersentasikan hasil penelitian ini kepada Presiden SBY,” kata Sangian.

Dari hasil penelitian ini juga, Hanny merekomendasikan agar pemerintah memberdayakan sekaligus memperbanyak menaman pohon enau sebagai tanaman penghasil air alternatif bahan bakar. ”Makanya hasil ini dipresentasikan di depan presiden karena kebijakan energi ada di pemerintah pusat,” imbuhnya.

Sementara Kepala Biro (Karo) Ekonomi Pemprov Sulut, Gemmy Kawatu mengatakan, kegiatan Sulut di Expo yang rencananya berlangsung 31 Agustus hingga 4 September itu Presiden SBY akan diundang. Hajatan ini dimaksud menjual semua potensi Sulut, mulai agribisnis hingga pariwisata. ”Pemprov di sini sebagai fasilitator dana da Event Organizer (EO) yang menggelarnya. Direncanakan ada 160 stand,” kata Kawatu. Menariknya, seluruh pengusaha berdarah Kawanua akan diundang.